Kamis, 15 Juni 2017

STUDI EKSKURSI (4) MENJELAJAH UNIKNYA ARSITEKTUR BURJ AL ARAB


MENJELAJAH UNIKNYA
ARSITEKTUR BURJ AL ARAB 
      


Assalamu’alaikum wr. wb. Pada kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai Arsitektural Burj Al Arab yang sudah tidak asing lagi. Arsitektur yang terkenal mirip seperti perahu layar membuat bangunan ini sangat ikonik untuk masyarakat Dubai dan juga dunia. Burj Al Arab sendiri adalah bangunan yang difungsikan sebagai bangunan hunian atau hotel berbintang 7 yang sangat mewah dengan fasilitasnya yang sangat amat lengkap. Namun, bagaimana Arsitektural dari Burj Al Arab? Siapakah arsitek yang berhasil mendesain bangunan ikonik Dubai ini? Untuk mengetahui selengkapnya, berikut adalah beberapa informasi mengenai Hotel Burj Al Arab.
Burj Al Arab Burj al-Arab (Bahasa Arab: برج العرب, "Menara Arab") adalah sebuah hotel mewah yang terletak di Dubai, Uni Emirat Arab. Bangunan Burj al-Arab, didesain oleh Tom Wright, dengan ketinggian mencapai 321 meter dan adalah bangunan tertinggi yang sepenuhnya digunakan sebagai hotel. Bangunan ini berdiri di sebuah pulau buatan yang berada 280 m lepas pantai di Teluk Persia Burj al-Arab dimiliki oleh Jumeirah. Hotel ini sering disebut sebagai hotel bintang tujuh. Hal ini dianggap sebuah hiperbola oleh orang-orang di bidang pariwisata. Hal ini juga dilihat sebagai cara untuk "mengalahkan" hotel-hotel lain yang menyebut hotelnya bintang enam. Sayangnya, hampir seluruh sistem peringkat hotel di dunia memiliki batas bintang lima.


Hotel berbentuk  seperti layar bergelombang yang menandai sejarah maritime dan kapal perdagangan masa lampau di Uni Emirat Arab, sama unggulnya dengan menara tinggi seperti Gedung Chrysler dan gedung pencakar langit di New York. Walaupun dibangun diatas pasir , hotel ini ditopang secara aman menggunakan 250 tiang beton sepanjang 148 kaki (45 m) di bawah permukaan laut untuk memadatkan batuan dasarnya. Jalan lintasan pendek menggabungkan pulau-pulau ke pulau utama terdekat, menguatkan citra privasi dan keeksklusifan untuk mempromosikan hotel dan memenuhi permintaan para pengunjungnya.

ARSITEK


Bangunan hotel  yang berada di Teluk Arab, Uni Emirat Arab ini bermula dari tangan arsitek Inggris bernama Tom Wright. Ia diminta untuk merancang sebuah bangunan yang akan bersinonim dengan tempatnya didirikan. Paris, misalnya, bersinonim dengan Eiffel. Sydney dengan Opera House. Bagaimana dengan Dubai? Tom Wright pun mengambil pena. Sembari duduk di teras Hotel Chicago Beach yang berada di dekat lokasi pembangunan Burj Al Arab, ia mulai mencoret-coret sketsa di atas kertas serbet.


Pada Oktober 1993 ia pun mengajukan konsep awal bangunan dengan model kartu sederhana. Ia meyakinkan sang klien bahwa model dhow, perahu layar Arab, ini amat tepat untuk Dubai. Dua ‘sayap’ yang tersebar dalam bentuk V akan menjadi ‘tiang’ besar. Sementara ruang antaranya ditutup dalam bentuk atrium setinggi 180 meter. Ini akan benar-benar menjadi ikon pada negara tersebut. Konsep yang ia diajukan arsitek kelahiran 18 September 1957 ini pun disetujui. Tahun berikutnya, konstruksi pun dimulai. Tom Wright harus tinggal di Dubai selama proses desain dan pembangunan proyek ini. Hotel ini dibangun di atas pulau buatan yang berjarak 280 meter dari lepas pantai. Untuk membuat fondasinya aman, kontraktor bangunan ini memancang 230 tiang beton berukuran 40 meter ke dalam pasir.


TENTANG PROYEK BURJ AL ARAB



Hotel ini terdiri atas 59 lantai dengan 202 kamar. Kamar terluas berukuran 780 meter persegi, sementara yang terkecil 169 meter persegi. Desain kamar-kamar tersebut berbentuk jukstaposisi timur dan barat. Lima tahun kemudian, yakni pada 1999, ikon Dubai ini pun terbangun megah. Burj Al Arab menjadi bangunan tertinggi di dunia dengan fasad membran, yakni bangunan yang permukaannya didesain dinamis. Ia juga merupakan hotel tertinggi ketiga di dunia. Tom Wright patut berbangga dengan karyanya yang paling monumental itu. Sebagai Direktur Arsitektur di Atkins – perusahaan yang menangani desain Burj Al Arab – ia memang arsitek yang sangat berpengalaman. Lebih dari 30 tahun ia berkarya sebagai arsitek dengan cakupan portofolio yang luas, mulai dari proyek hotel dan tempat pelesir, bangunan perkantoran dan permukiman, perencanaan master, mengonsep tema waterpark, dan lain-lain.

Sejak 1999, arsitek kelahiran Croydon – pinggiran Inggris, ini kembali melanjutkan pekerjaannya di markas besar Atkins di London. Di sana ia dan timnya kian giat membangun reputasi internasional dalam bidang desain yang tidak hanya unik, tapi sekaligus praktis dan terjangkau. Portofolionya tersebar di Australia, Asia, Eropa, juga Amerika. Contoh proyek yang telah ia garap, semisal: Al-Rajhi Tower di Riyadh dan Lakeside Hotel di Tunisia. Pada Oktober 2013, ia meninggalkan Atknis dengan dua direktur desain lainnya, yakni Hakim Khennouchi dan Geku Kuruvilla. Mereka bertiga kemudian membentuk WKK. Sebelum terjun sebagai arsitek profesional pada 1983 dengan bergabung sebagai Royal Institute of British Architects, Wright belajar di Royal Russell School. Ia kemudian melanjutkan pendidikan di Kingston Polytechnic School of Architecture. Ternyata, selain Burj Al-Arab di Dubai, Tom Wright juga menorehkan karya desainnya di Indonesia, yakni South Quarter dan Regatta Apartments di Jakarta.

FUNGSI LAIN BURJ AL ARAB

1.     SEBAGAI IKON KOTA

Kota ini memerlukan simbol untuk mewakilinya, sehingga akhirnya membuat sebuah keputusan ketika kekayaan minyaknya telah mengubah perekonomian kota ini. Simbol tersebut adalah Burj al Arab. Sama halnya seperti Paris yang memiliki Menara Eiffel, Sydney yang memiliki Gedung Opera, Londondengan Big Ben, dan San Franciscodengan Golden Gate

2.     SEBAGAI MENARA ANGIN TRADISIONAL
Pendingin udara merupakan cara umum yang diterapkan untuk tetap dapat merasa sejuk di Dubai, tetapi pada masa lampau, panas dari musim panas yang parah diatasi dengan menggunakan menara angin tradisional. Hingga beberapa dekade lalu terdapat sebuah bangunan tertinggi yang dapat di Uni Emirat Arab. Alat pendingin yang efektif dan ramah lingkungan ini terdiri dari menara tinggi dengan empat sisi depan gedung yang cekung, sehingga kemanapun angin  bertiup, salah satu sisi lengkungan tetap dapat menangkap hembusan angin sepoi-sepoi. Bagian dasar menaranya terbuka untuk membuat angin sepoi-sepoi ini memberikan kesejukan bagi orang-orang yang ada di dalamnya.


Perancangan yang memiliki keunikan dan tidak memiliki kesamaan dengan yang lain akan memberi hasil yang tidak mudah terlupakan. Bangunan ikonik akan bertahan menjadi lambang kota dan akan tetap bertahan dan telah tercantum dalam sejarah. Sekian penjelasan mengenai beberapa informasi tentang Burj Al Arab. Semoga penjelasan tersebut memberikan beberapa ilmu tambahan yang berguna untuk pembaca. Mohon maaf jika ada kesalahan kata dan kalimat. Wassalamu’alaikum wr. wb.

SUMBER
  • https://id.wikipedia.org/wiki/Burj_al-Arab
  • http://www.galeriarsitektur.com/a95/hotel-burj-al-arab
  • http://media.rooang.com/2014/12/tangan-dingin-tom-wright-untuk-burj-al-arab/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar