Kamis, 04 Juni 2015

MANUSIA DAN KEINDAHAN

KEMANA PERGINYA
ALAM LESTARI



Assalamualaikum wr.wb. Pada kesempatan ini saya akan membahas tentang manusia dan keindahan mengenai keindahan alam negeri kita yang sebenarnya merugikan Negara sendiri. Mengapa demikian? Karena semenjak keindahan alam Indonesia telah disorot mata dunia, maka warga asing juga ingin meraup keuntungan dari itu. Mereka datag ke Indonesia untuk menjadi investor asing. Alhasil tak sedikit objek wisata Indonesia, laut, ataupun tambang negara ini adalah milik warga asing. Jelas ini akan merugikan Indonesia. Rugi dari sudut pandang yang luas. Sampai kapan keindahan alam Indonesia menjadi lahan panen warga asing?

            Keindahan alam memang tidak bisa lepas hubungannya dengan manusia. Selain untuk dinikmati keindahan visualnya, alam juga sumber dari kebutuhan manusia. Sudah menjadi rahasia umum jika kita membicarakan keindahan alam Indonesia. Indonesia adalah negara yang indah. Seluruh orang yang hidup di dalamnya juga pasti tau, tapi tau kah kamu kalo dari ujung timur ke barat Indonesia penuh dengan keindahan alam yang teramat sangat. Seluruh keindahan itu tidak hanya memukau kita tetapi juga orang-orang dari penjuru dunia. Berikut adalah beberapa keindahan alam Indonesia.

Gunung Rinjani, NTB
 
Pulau Derawan, Kalimantan Timur


Kita boleh berbangga dengan kekayaan alam yang dimiliki oleh Indonesia, tetapi kita juga pasti menangis jika melihat kenyataan bahwa kekayaan alam kita dikuasai oleh asing. Sumber kekayaan alam Indonesia dieksploitasi hanya untuk memenuhi kebutuhan industri Negara-negara maju seperti Amerika, Inggris, Australia, Jepang dan China. Keindahan alam yang kita banggakan ini perlahan pasti akan rusak. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah Indonesia mendapatkan apa dari pengolahan kekayaan alam yang dilakukan oleh asing? Seperti yang kita ketahui, banyak objek wisata yang dimiliki warga asing. Di negeri sendiri rakyat Indonesia hanya dijadikan sebagai penonton atau sapi perahan pendukung eksploitasi SDA.


Berdasarkan catatan Badan Pemeriksa keuangan (BPK) dominasi asing di sektor Migas 70%, batu bara, bauksit, nikel dan timah 75%, tembaga dan emas sebesar 85% serta diperkebunan sawit sebesar 50%. Jumlah ini menunjukkan bahwa betapa lemahnya posisi pemerintah untuk melindungi aset Negara. Selain itu peran pemerintah untuk mencegah terjadinya konflik agraria di sektor pertambangan juga sangat lemah. Pada tahun 2013 Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) mencatat ada 38 konflik di sektor pertambangan dengan luas konflik 197.365,90 ha.

Indonesia ada beberapa gunung yang dikuasai oleh asing dan dijadikan area pertambangan. Pertama,  Gunung Tembagapura yang ada di Mimika, Papua dikuasai oleh Freeport sejak 1967. Kedua Gunung Meratus yang ada di Kalimantan Selatan dikuasai oleh PT Antang Gunung Meratus (AGM) sejak 1999. Ketiga Gunung Salak yang ada dibogor dikuasai oleh PT Chevron. Keempat, Gunung Pongkor yang dikuasai PT Aneka Tambang (Antam). Kelima adalah Gunung Ceremai yang ada di Jawa Barat yang dikuasai Chevron baru-baru ini.


Belum lagi keindahan laut Indonesia yang selalu jadi incaran para nelayan-nelayan gelap dari negara lain yang diam-diam mencuri ikan dengan cara yang merusakPenangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak masih terus terjadi di berbagai wilayah perairan nusantara. Para pelaku, seakan tidak tahu dampak ledakan yang menimpa berbagai jenis kekayaan hayati laut Indonesia.

Oleh sebab itu mata pencaharian yang mengandalkan eksploitasi dari sumber daya alam menjadi popular dan diidamkan oleh banyak kalangan karena selalu mendapatkan penghasilan yang cukup bahkan sangat tinggi. Sebaiknya pengusaha agar lebih hati-hati dalam mengeksploitasi sumber daya alam dan tidak dengan ringan memberikan pada investor asing tanpa ada pertimbangan yang tepat agar tidak merusak keseimbangan ekosistem. Apabila ekosistem keseimbangannya terjaga maka bencana yang selama ini terjadi bisa diminimalisir bahkan bisa dihilangkan. Keindahan alam Indonesia pun akan perlahan hilang.
 
Sumber :
  • http://wisataindonesia.co.id/wisata-alam-indonesia-yang-mendunia
  • http://www.kpa.or.id/?p=3265
  • http://www.greenpeace.org/seasia/id/blog/ekosistem-laut-kita-dalam-ancaman


1 komentar: