DIDIKAN KALIANLAH JALAN KEHIDUPAN KU KELAK
Assalamualaikum wr.wb. Kali ini saya akan
menyampaikan mengenai manusia dan tanggung jawab yang berkenaan tentang
keluarga dengan keadaan yang tidak semestinya atau yang biasa kita sebut
“broken home”. Spesifikasi bahasan ini adalah bagaimana tanggung jawab orang
tua mendidik anaknya agar tidak terjerumus pada dampak negatif dari keluarga
broken home. Kini banyak anak dari keluarga broken home, khususnya para remaja
yang masuk kedalam dunia kelam yang seharusnya tidak dilakukan. Tak ada satupun orang yang mau menjadi anak broken
home.
Broken home adalah kondisi
hilangnya perhatian keluarga atau kurangnya kasih sayang dari orang tua yang
disebabkan oleh beberapa hal. Bisa karena perceraian, sehingga anak hanya
tinggal bersama satu orang tua kandung. Bahkan akibat perceraian, banyak anak
yang dititipkan ke kakek-neneknya, karena orang tua tunggalnya sibuk bekerja.
Kehilangan kasih sayang, Sedih, kecewa, Sepi, dan kurang perhatian. Rumah
seakan seperti neraka yang isinya orang tua yang selalu bertengkar. Belum lagi
orang sekitar yang selalu menganggap rendah tentang dirinya dan keluarganya.
Banyak ocehan dan ejekan yang setiap hari didengar. Itu yang dirasakan dari
mereka korban broken home. Miris memang, tapi memang begitu kehidupan korban
broken home yang sudah menjadi takdir dan harus dilalui.
Banyak dari mereka yang melampiaskan
kesepiannya dengan merokok, seks bebas, minuman keras, obat-obatan terlarang
bahkan ada yang sampai menjadi pelacur. Semuanya berawal dari keluarga yang
sangat tidak kondusif, orang tua yang tidak dewasa yang selalu bertengkar
didepan anak-anak mereka tanpa memikirkan dampak negatif bagi anak-anak mereka.
Dan faktor yang lain adalah teman lingkungan sekitar. Karena adanya pengaruh
buruk, otomatis kita dengan mudah terjerumus kedalam dunia kelam.
Penyebab
Broken Home :
- Terjadinya perceraian
- Ketidak dewasaan sikap orang tua yang berkelahi di depan anak anak
- Tidak bertanggung jawabnya orang tua sehingga tidak memikirkan dampak dalam kehidupan anak anak mereka
- Jauh dari Tuhan, sehingga masalah masalah tidak diserahkan kepada Tuhan
- Kehilangan kehangatan di dalam keluarga antara orang tua dan anak
DampakBroken
Home terhadap Perkembangan Kejiwaan Anak :
1.
Anak mulai menderita kecemasan yangtinggi dan ketakutan.
2.
Anak merasa jerjepit ditengah-tengah, karena harus memilih antara ibu atau
ayah.
3.
Anak sering kali mempunyai rasabersalah.
4.
Kalau kedua orangtuanya sedangbertengkar, itu memungkinkan anak bisa membenci
salah satu orang tuanya.
GangguanKejiwaan
pada Seorang Broken Home :
1. Broken Heart
Merasakan
kepedihan dan kehancuran hati sehingga memandang hidup inisia-sia dan
mengecewakan. Kecenderungan ini membentuk si pemuda tersebutmenjadi orang yang
krisis kasih dan biasanya lari kepada yang bersifat keanehansexual. Misalnya
sex bebas, homo sex, lesbian, jadi simpanan orang, tertarikdengan istri atau
suami orang lain dan lain-lain.
2.
Broken Relation
Merasa
bahwa tidak ada orang yang perlu di hargai, tidak ada orang yangdapat dipercaya
serta tidak ada orang yang dapat diteladani. Kecenderungan inimembentuk si
pemuda menjadi orang yang masa bodoh terhadap orang lain, ugal-ugalan,cari
perhatian, kasar, egois, dan tidak mendengar nasihat orang lain,
cenderung“semau gue”.
3.
Broken Values
Merasa
kehilangan ”nilai kehidupan” yang benar. Baginya dalam hidup ini tidakada yang
baik, benar, atau merusak yang ada hanya yang ”menyenangkan” dan yang”tidak menyenangkan”,
“pokoknya apa saja yang menyenangkan saya lakukan, apayang tidak menyenangkan
tidak saya lakukan.”
Efek-efekKehidupan
Seorang Broken Home :
- Academic Problem, seseorang yang mengalami Broken Home akan menjadi orang yang malasbelajar dan tidak bersemangat serta tidak berprestasi.
- Behavioural Problem, mereka mulai memberontak, kasar, masa bodoh, memiliki kebiasaanmerusak, seperti mulai merokok, minum-minuman keras, judi dan lari ketempatpelacuran.
- Sexual problem, krisis kasih mau coba ditutupi dengan mencukupi kebutuhan hawa nafsu.
- Spiritual problem, mereka kehilangan Father’s figure sehingga Tuhan, pendeta atau orang-orang rohani hanya bagian dari sebuah sandiwara kemunafikan.
Bagaimana dengan tanggung
jawab orang tua?
Tanggung
jawab orang tua disini sangat dibutuhkan. Karena didikan orang tua dari akan
sangat berpengaruh terhadap pola piker anak. Orang tua harusnya berusaha
mendidik anak dari kecil untuk berkata jujur. Dengan demikian anak akan
mengungkapkan perasaan mereka dengan mudah dan jujur kepada orang tua, baik
yang positif maupun negatif, mengenai apa yang sudah terjadi. Sangatlah penting
bagi orang tua yang akan bercerai ataupun yang sudah bercerai untuk memberi
dukungan kepada anak-anak mereka serta mendukung mereka untuk mengungkapkan apa
yang merekapikirkan dan rasakan. Dalam hal ini orang tua tidak boleh melibatkan
perasaan diri sendiri.Seringkali terjadi, perasaan akan kehilangan salah satu
orang tua akibat perceraian menyebabkan anak-anak menyalahkan salah satu dari
kedua orang tuanya atau kedua-duanya dan mereka merasa dikhianati. Jadi,orang
tua harus benar-enar siap untuk menjawab setiap pertanyaan yang akan diajukan
anak atau keprihatinan yang mereka miliki.
Beri kesempatan pada anak untuk bermusyawarah
membicarakan mengenai perceraian dan bagaimana perceraian tersebut berpengaruh
pada dirinya. Anak-anak yang usianya lebih besar, tanpa terduga, bisa
mengajukan pertanyaan dan keprihatinan yang berbeda,yang tidak pernah
terpikirkan sebelumnya olehnya. Meski mengejutkan dan terasa menyudutkan,
tetaplah bersikap terbuka. Sangatlah wajar bagi anak-anak jika memiliki
berbagai macam emosi dan reaksi terhadap perceraian orang tuanya. Bisa saja
mereka merasa bersalah dan menduga-duga,merekalah penyebab dari perceraian. Anak-anak
marah dan merasa ketakutan.Mereka khawatir akan ditelantarkan oleh orang tua
yang bercerai.
Membiasakan
anak untuk mendekatkan diri pada Tuhan sejak dini adalah yang paling utama.
Karena ada anak-anak yang sanggup untuk menyuarakan perasaan mereka, dan ada
juga yang tidak. Hal ini tergantung dari usia dan perkembangan mereka. Maka
anak akan menyuarakan hati dan meminta pertolongan mereka pada Tuhan Yang Maha
Esa. Cara ini memungkinkan anak untuk terus tetap berada pada kehidupan dengan
jalan yang benar.
Jangan
memutuskan tali silaturahmi pada anak. Beberapa psikolog menyatakan bahwa bantuan
yang paling penting yang dapat diberikan oleh orang tua yang berceraiadalah
mencoba menenteramkan hati dan meyakinkan anak-anak bahwa mereka tidakbersalah.
Yakinkan bahwa mereka tidak perlu merasa harus ikut bertanggung jawabatas
perceraian orangtuanya. Al-Qur’an
telah mengingatkan setiap orang tua (muslim) agar jangan sampai membunuh fitrah
anak-anaknya yang berupa akidah untuk mengakui agama tauhid. Sebagaimana firman-Nya:
قُلْ تَعَالَوْا أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ أَلاَّ تُشْرِكُوا
بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَلا تَقْتُلُوا أَوْلادَكُمْ مِنْ إِمْلاقٍ
نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ وَلا تَقْرَبُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَمَا بَطَنَ وَلا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللهُ إِلاَّ بِالْحَقِّ ذَلِكُمْ
وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
“Katakanlah: "Marilah
kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu Yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah
terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu
karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka,
dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di
antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang
diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang
benar".
Kesimpulan
Tanpa disadari orangtua,
broken home secara tidak langsung memberikan dampak yang signifikan kepada
anak-anaknya. Sangat jarang ada orangtua yang memikirkan konsekuensi dari
keputusan tersebut. Dari beberapa dampak yang ditimbulkan, dampak psikologis
adalah yang paling melekat. Walaupun begitu, sebenarnya tersedia cara untuk
mengatasi broken home. Cara tersebut akan efektif bagi setiap keluarga yang
mendambakan keluarga utuh dan harmonis.
Sekian pembahasan saya mengenai tanggung
jawab orang tua terhadap perkembangan anak pada keluarga broken home. Kiranya
selalu tetap semangat, berpikir positif, lakukan yang terbaik, jangan hiraukan
pandangan negatif orang-orang disekitar, selalu berdoa kepada Tuhan, dan
mintalah yang terbaik dariNya serta jangan pernah merasa dunia ini telah
berakhir hanya karena broken home sebab di situlah awal pembelajaran
yang diberikan oleh dunia untuk kita dan masih banyak orang di luar sana yang
diberi cobaan lebih dari kita.
“Ingatlah bahwa
Allah tak pernah memberikan cobaan melebihi batas kemampuan hambaNya, Allah
memberikan cobaan ini agar kita lebih mendekatkan diri lagi kepada-Nya.”
ucapnya.
Wassalamualaikum wr. wb.
Sumber :
- http://runescape.wikia.com/wiki/Broken_Home
- http://sharingdisini.com/2014/11/27/pengaruh-mental-anak-terhadap-keluarga-broken-home/
- http://sosbud.kompasiana.com/2013/09/14/anak-broken-home-selalu-jadi-cibiran-589708.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar