HIPNOTIS KELEMBUTAN TARI SERIMPI
Indonesia merupakan Negara
yang kaya akan kesenian dan budaya. Secara umum Indonesia adalah Negara yang
sangat luas dan kaya, sehingga Indonesia memiliki khazanah budaya dan keragaman
adat istiadat dan bahasa serta keindahan alam yang kaya pula. Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yg tidak dapat
dipisahkan selain sebagai sebuah budaya, kebudayaan adalah salah satu simbol
atau identitas seorang manusia itu sendiri Salah satu kebudayaan
Indonesia yang mengagumkan adalah tari serimpi. Apa sih tari serimpi itu? Ayo
bahas bersama tentang kesenian daerah dari Indonesia yang sakral yang satu ini.
Tari Serimpi adalah tarian sakral yang dahulu hanya dipentaskan oleh kalangan internal keraton. Kata serimpi merujuk pada makna impi atau mimpi, mengingat jika menyaksikan tari serimpi penonton seperti terhipnotis dan terbuai alunan musik dan gerak luwes penari, seolah-olah penonton masuk ke dalam dunia mimpi. Penonton seolah-olah terhipnotis dengan keanggunan dan keluwesan dari tari serimpi ini. Salah satu tari klasik dari Daerah Istimewa Yogyakarta yang diiringi oleh gamelan jawa ini bawakan oleh 4 penari, karena kata serimpi adalah sinonim bilangan 4. Hanya saja pada tari Serimpi Renggowati penarinya ada 5 orang. Menurut Dr. Priyono nama serimpi dikaitkan ke akar kata “impi” atau mimpi. Gerakan tangan yang lambat dan gemulai merupakan ciri khas dari tarian srimpi itu sendiri. Menyaksikan tarian lemah gemulai sepanjang 3/4 hingga 1 jam itu sepertinya orang dibawa ke alam lain, alam mimpi. Menurut Kanjeng Brongtodiningrat, komposisi penari Serimpi melambangkan empat mata angin atau empat unsur dari dunia yaitu :
1. Grama ( api)2. Angin ( Udara)3. Toya (air)4. Bumi ( Tanah)
Tari Serimpi menggambarkan pertentangan antara dua hal yaitu antara benar dan salah, nafsu dan akal, dan benar dan salah. Penari tari serimpi memiliki nama peranannya masing-masing yakni Buncit, Dhada, Gulu, dan Batak. Saat menarikan Serimpi, komposisi penari membentuk segi empat. Bentuk ini bukan tanpa arti, tetapi melambangkan tiang Pendopo yang berbentuk segi empat.
Sejarah Tari Serimpi
Kemunculan tarian ini konon berasal dari masa Kerajaan Mataram ketika masa pemerintahan Sultan Agung. Tari ini dianggap sangat sakral karena hanya dilakukan di lingkungan Kraton untuk upacara kenegaraan dan peringatan naik tahta sultan. Tahun 1775, Mataram pecah menjadi dua yakni Kesultanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta. Hal ini juga berdampak pada tarian ini. Walaupun inti tariannya masih sama, namun Serimpi di Yogyakarta menjadi Serimpi Dhempel, Genjung, dan Babul Layar. Sementara di Surakarta menjadi Serimpi Bondan dan Anglir Mendung. Walaupun tarian ini sudah ada sejak lama, namun tarian tersebut baru diketahui oleh publik sekitar tahun 70an karena begitu sakralnya tarian ini Kraton.
Tema perang dalam tarian ini sebenarnya adalah falsafah kehidupan budaya ketimuran. Perang dalam tarian ini adalah simbolik peperangan yang tidak pernah habis yaitu antara kejahatan dan kebaikan. Bahkan dalam mengekspresikan gerakan tari perang, tari ini terlihat lebih jelas karena dua pasanga prajurit melawan prajurit lain dengan gerakan yang sama dibandu dengan dengan perlengkapan tari yang berupa senjata. Properti tari yang digunakan di antaranya adalah jebeng, cundrik atau keris kecil, pistol, jemparing, dan tombak pendek.
Dari segi pakaian, pakaian yang dikenakan oleh penari juga mengalami perkembangan dari sebelumnya. Jika awalnya pakaian yang dikenakan seperti pakaian pengantin putri Kraton dengan gelung bokor sebagai hiasan kepala dan dodotan, saat ini kostum penari beralih menjadi pakaian tanpa lengan, gelung dengan hiasan bunga ceplok, dan hiasan kepala bulu burung kasuari. Karakteristik dari penari Serimpi adalah mengenakan keris kecil yang diselipkan di bagian depan menyilang ke kiri.
Selain keris, para penari Serimpi juga kadang menggunakan jembreng yaitu semacam perisak. Pada jaman pemerintahan Sri Sultan HB VII yaitu pada abad ke-19, ada pula Tari Serimpi yang alat perangnya berupa pistol yang ditembakkan ke bawah. Pola iringan tarian ini menggunakan gending sabrangan untuk keluar dan masuknya para penari diiringi bunyi genderang dan musik tiup. Pada saat menari diiringi dengan gendhing ageng atau tengahan yang kemudian masuk gending ladrang. Selanjutnya ayak-ayak dan srebengannya diguanakn untuk mengiringi adegan peperangan.
Jenis – jenis tari serimpi
• Tari serimpi sangopati
Tari Serimpi Yogyakarta ini
dimainkan oleh dua orang penari wanita. Tarian srimpi sangopati karya
Pakubuwono IX ini, sebenarnya merupakan tarian karya Pakubuwono IV yang
memerintah Kraton Surakarta Hadiningrat pada tahun 1788-1820 dengan nama Srimpi
sangopati kata sangapati itu sendiri berasal dari kata “sang apati” sebuah
sebutan bagi calon pengganti raja. Tari Serimpi Yogyakarta ini melambangkan
bekal untuk kematian (dari arti Sangopati) diperuntukan kepada Belanda.
• Tari Srimpi Anglirmendhung
Menurut R.T.
Warsadiningrat, Anglirmedhung ini digubah oleh K.G.P.A.A.Mangkunagara I. Semula
terdiri atas tujuh penari, yang kemudian dipersembahkan kepada Sinuhun Paku Buwana.
Tetapi atas kehendak Sinuhun Paku Buwana IV Tari Serimpi Yogyakarta ini dirubah
sedikit, menjadi Srimpi yang hanya terdiri atas empat penari saja.
• Tari Srimpi Ludira Madu
Tari Srimpi Ludira Madu ini
diciptakan oleh Paku Buwono V ketika masih menjadi putra mahkota Keraton
Surakarta dengan gelar sebutan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom.Tari Serimpi
Yogyakarta ini diciptakan untuk mengenang ibunda tercinta yang masih keturunan
Madura, yaitu putri Adipati Cakraningrat dari Pamekasan. Ketika sang ibu meninggal
dunia, Pakubuwono V masih berusia 1 ½ tahun , dan masih bernama Gusti Raden Mas
Sugandi. Jumlah penari dalam tarian ini adalah 4 orang putri. Dalam Tari
Serimpi Yogyakarta ini digambarkan sosok seorang ibu yang bijaksana dan cantik
seperti jelas dituliskan pada syair lagu Srimpi Ludira Madu. Nama Ludira Madu
diambil dari makna Ludira Madura yang berarti “ Darah/ keturunan Madura”.
• Tari Serimpi Renggawati.
Salah satu jenis Tari
Serimpi Yogyakarta putri klasik gaya Yogyakarta, yang diciptakan oleh Sultan
Hamengku Buwana V. Penari Serimpi Renggawati berjumlah 5 orang. Membawakan
cerita petikan dari “Angling Darmo” yang magis, dengan menggunakan tambahan
properti sebatang pohon dan seekor burung mliwis putih.
• Tari Serimpi Cina.
Salah satu jenis Tari Serimpi
Yogyakarta putri klasik di Istana Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Ada
kekhususan pada tari Serimpi cina, yaitu busana para penari menyesuaikan dengan
pakaian cina.
• Tari Serimpi Pistol.
Salah satu jenis Tari
Serimpi Yogyakarta putri klasik gaya Yogyakarta, yang diciptakan oleh Sultan
Hamengku Buwana VII. Kekhususan tarian ini terletak pada properti yang
digunakan yaitu pistol.
• Tari Serimpi Padhelori.
Salah satu jenis Tari
Serimpi Yogyakarta putri klasik gaya Yogyakarta, yang diciptakan oleh Sultan
Hamengku Buwana VI dan VII. Properti yang digunakan dalam tarian ini berupa
pistol dan cundrik. Membawakan cerita petikan dari “Menak”, ialah perang
tanding Dewi Sirtu Pelaeli dan dewi Sudarawerti, sebagaimana dikisahkan dalam
syair vokalianya. Tari Serimpi Padhelori mempergunakan lagu pengiring utama
Gending Pandhelori.
• Tari Serimpi Merak Kasimpir.
Salah satu jenis Tari
Serimpi Yogyakarta putri klasik gaya Yogyakarta, yang diciptakan oleh Sultan
Hamengku Buwana VII. Properti yang digunakan dalam tarian ini berupa pistol dan
jemparing. Gending yang dipergunakan untuk mengiringi tari Serimpi Merak
Kasimpir adalah Gending Merak Kasimpir.
• Tari Serimpi Pramugrari.
Salah satu jenis Tari
Serimpi Yogyakarta putri klasik gaya Yogyakarta, merupakan hasil ciptakan
Sultan Hamengku Buwana VII. Tarian ini menggunakan properti pistol. Gending
yang dipergunakan untuk mengiringi tari Serimpi Pramugrari adalah Gending
Pramugrari.
Tari Serimpi adalah tarian sakral yang dahulu hanya dipentaskan oleh kalangan internal keraton. Kata serimpi merujuk pada makna impi atau mimpi, mengingat jika menyaksikan tari serimpi penonton seperti terhipnotis dan terbuai alunan musik dan gerak luwes penari, seolah-olah penonton masuk ke dalam dunia mimpi. Penonton seolah-olah terhipnotis dengan keanggunan dan keluwesan dari tari serimpi ini. Salah satu tari klasik dari Daerah Istimewa Yogyakarta yang diiringi oleh gamelan jawa ini bawakan oleh 4 penari, karena kata serimpi adalah sinonim bilangan 4. Hanya saja pada tari Serimpi Renggowati penarinya ada 5 orang. Menurut Dr. Priyono nama serimpi dikaitkan ke akar kata “impi” atau mimpi. Gerakan tangan yang lambat dan gemulai merupakan ciri khas dari tarian srimpi itu sendiri. Menyaksikan tarian lemah gemulai sepanjang 3/4 hingga 1 jam itu sepertinya orang dibawa ke alam lain, alam mimpi. Menurut Kanjeng Brongtodiningrat, komposisi penari Serimpi melambangkan empat mata angin atau empat unsur dari dunia yaitu :
Tari Serimpi menggambarkan pertentangan antara dua hal yaitu antara benar dan salah, nafsu dan akal, dan benar dan salah. Penari tari serimpi memiliki nama peranannya masing-masing yakni Buncit, Dhada, Gulu, dan Batak. Saat menarikan Serimpi, komposisi penari membentuk segi empat. Bentuk ini bukan tanpa arti, tetapi melambangkan tiang Pendopo yang berbentuk segi empat.
Sejarah Tari Serimpi
Kemunculan tarian ini konon berasal dari masa Kerajaan Mataram ketika masa pemerintahan Sultan Agung. Tari ini dianggap sangat sakral karena hanya dilakukan di lingkungan Kraton untuk upacara kenegaraan dan peringatan naik tahta sultan. Tahun 1775, Mataram pecah menjadi dua yakni Kesultanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta. Hal ini juga berdampak pada tarian ini. Walaupun inti tariannya masih sama, namun Serimpi di Yogyakarta menjadi Serimpi Dhempel, Genjung, dan Babul Layar. Sementara di Surakarta menjadi Serimpi Bondan dan Anglir Mendung. Walaupun tarian ini sudah ada sejak lama, namun tarian tersebut baru diketahui oleh publik sekitar tahun 70an karena begitu sakralnya tarian ini Kraton.
Tema perang dalam tarian ini sebenarnya adalah falsafah kehidupan budaya ketimuran. Perang dalam tarian ini adalah simbolik peperangan yang tidak pernah habis yaitu antara kejahatan dan kebaikan. Bahkan dalam mengekspresikan gerakan tari perang, tari ini terlihat lebih jelas karena dua pasanga prajurit melawan prajurit lain dengan gerakan yang sama dibandu dengan dengan perlengkapan tari yang berupa senjata. Properti tari yang digunakan di antaranya adalah jebeng, cundrik atau keris kecil, pistol, jemparing, dan tombak pendek.
Dari segi pakaian, pakaian yang dikenakan oleh penari juga mengalami perkembangan dari sebelumnya. Jika awalnya pakaian yang dikenakan seperti pakaian pengantin putri Kraton dengan gelung bokor sebagai hiasan kepala dan dodotan, saat ini kostum penari beralih menjadi pakaian tanpa lengan, gelung dengan hiasan bunga ceplok, dan hiasan kepala bulu burung kasuari. Karakteristik dari penari Serimpi adalah mengenakan keris kecil yang diselipkan di bagian depan menyilang ke kiri.
Selain keris, para penari Serimpi juga kadang menggunakan jembreng yaitu semacam perisak. Pada jaman pemerintahan Sri Sultan HB VII yaitu pada abad ke-19, ada pula Tari Serimpi yang alat perangnya berupa pistol yang ditembakkan ke bawah. Pola iringan tarian ini menggunakan gending sabrangan untuk keluar dan masuknya para penari diiringi bunyi genderang dan musik tiup. Pada saat menari diiringi dengan gendhing ageng atau tengahan yang kemudian masuk gending ladrang. Selanjutnya ayak-ayak dan srebengannya diguanakn untuk mengiringi adegan peperangan.
Jenis – jenis tari serimpi
• Tari serimpi sangopati
• Tari Srimpi Anglirmendhung
• Tari Srimpi Ludira Madu
• Tari Serimpi Renggawati.
• Tari Serimpi Cina.
• Tari Serimpi Pistol.
• Tari Serimpi Padhelori.
• Tari Serimpi Merak Kasimpir.
• Tari Serimpi Pramugrari.
Sangat menarik
bukan? Ini baru satu dari segelintir kebudayaan dan kesenian Indonesia.
Tetaplah menjaga dan melestarikan kebudayaan Negara sendiri. Jangan sampai kita
baru mencintai dan mempertahankan kebudayaan Negara sendiri saat sudah dicuri
oleh Negara lain. Ilmu Pengetahuan tidak ada yang sia-sia jika dijalani.
Pengetahuan sedikit demi sedikit tentang kebudayaan Indonesia sangat
bermanfaat.
Demikian
sedikit ulasan tentang Tari Serimpi di Indonesia ini , semoga bermanfaat bagi
kita semua. Semoga kita semakin mencintai kebudayaan-kebudayaan di indonesia
yang sangat kaya akan kebudayaan ini.
Sumber :
- http://cai.elearning.gunadarma.ac.id/webbasedmedia/video.php?file_video=serimpi.flv
- http://id.wikipedia.org/wiki/Tari_Serimpi
- http://budayaindo.com/tari-serimpi-yogyakarta
- https://docs.google.com/document/d/1ipmug_dRdKWGWnq0NIoUxWbHbYx6YkHoOdEidj_dlE8/edit?pli=1#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar