MARI MENGENAL SEJARAH DUBAI
Assalamu’alaikum wr. wb. Kali ini saya akan mengajak anda untuk
mengenal tentang Dubai, khususnya mengenal sejarah Dubai. Seperti yang
kebanyakan orang tahu, bahwa kota Dubai dikenal dengan hamparan luas
kekayaannya. Kota yang terletak di Uni Emirat Arab dan sangat identik dengan
sumber daya alamnya berupa minyak bumi. Identik dengan negeri
padang pasir, tapi itu dulu, sekarang ia bagaikan surga dunia, negeri impian
yang hanya dapat dikhayalkan sebelumnya, atau hanya ada di imaginasi para
sutradara dalam film-film Hollywod. Pemandangan yang menakjubkan, kota yang
spektakuler dan gedung-gedung pencakar langit adalah gambaran Dubai saat ini. Lalu,
sebenarnya bagaimana sejarah Dubai? Berikut penjelasan singkat mengenai sejarah
Dubai.
Dubai (dalam bahasa Arab: دبيّ, Dubaīy ) adalah satu dari tujuh
emirat dan kota terpadat di Uni Emirat Arab (UEA). UAE
sendiri merupakan sebuah negara federasi yang terdiri dari tujuh emirat yang
kaya akan minyak bumi. Tujuh emirat ini adalah: Abu Dhabi, Ajman, Dubai,
Fujairah, Ras al-Khaimah, Sharjah, dan Umm al-Qaiwain. Pada tahun 1971, enam
dari emirat ini – Abu Dhabi, Ajman, Fujairah, Sharjah, Dubai, dan Umm
al-Qaiwain – bergabung untuk mendirikan Uni Emirat Arab. Setahun berikutnya,
Ras al-Khaimah menyertai mereka. Dubai adalah ke-emiran yang paling populer.
Ada yang mengatakan, nama kota ini berasal dari bahasa Persia.
Karena dulu wilayah ini berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Sasaniyah Persia.
Ada pula yang mengatakan kata Dubai berasal dari bahasa Arab dabba (Arab: دَبَّ – يَدُبُّ) yang artinya menjalar atau
mengalir. Karena di Dubai terdapat aliran sebuah sungai air garam yang sekarang
dikenal dengan Khor Dubai atau Dubai Creek.
Terletak di sepanjang pantai selatan Teluk Persia di Jazirah Arab.
Kotamadya Dubai kadang-kadang disebut Kota Dubai untuk membedakannya dari
emirat. Kebanyakan orang beranggapan bahwa Dubai menjadi kota kaya
karena berada di Teluk Arab yang memiliki sumur minyak bumi yang melimpah.
Namun, anggapan kebanyakan orang itu salah, karena pendapatan kota itu yang
menyumbang sekitar $ 100.000.000.000 bagi pendapatan negaranya, ternyata
berasal dari bisnis real estate, perusahaan penerbangan dan pelabuhan.
DUBAI
SEBELUM METROPOLIS
Keadaan pasar di pusat Kota Dubai pada tahun 1970 |
Dalam wawancara dengan BBC, Syaikh Mohammed bin Rashid
al-Maktoum menunjukkan rumah kakeknya, tempat bermain di masa kecilnya. Ia
mengatakan, “Inilah tempat ayahku, ibuku, dan kami tinggal. Saat aku lahir
tidak ada listrik di sini. Hanya bagian itu dan itu (ia menunjuk dua titik
tempat lampu menyala di rumah besar itu) dan tidak ada air”.
Pernyataan singkat ini, menggambarkan bagaimana keadaan Dubai
sebelum bertransofmasi menjadi kota metropolis. Rumah keluarga al-Maktoum,
keluarga Emir Dubai, adalah rumah yang gelap dan kesulitan air. Apalagi rumah
rakyat biasa. Meskipun minyak sudah ditemukan sejak
tahun 1966, tahun 1973, hanya ada satu hotel berkelas di sana, Hotel Sheraton.
Kalau sekarang malah sangat sulit menemukan hotel yang tidak berbintang lima di
Dubai, bahkan ada hotel berbintang tujuh di sana.
Caravan onta di Dubai yang berlangsung antara tahun 1960an-1970an |
Keadaan Kota Dubai pada tahun 1960an-1970an |
DUBAI
METROPOLIS
Islam adalah agama yang tidak menghalangi kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Inovasi dalam hal dunia dibuka selebar-lexbarnya
selama tidak melanggar syariat. Di zaman dahulu umat Islam terkenal dengan
kemajuan arsitekturnya. Oleh karena itu, tanda hari kiamat berupa
berlomba-lombanya manusia dalam meninggikan bangunan tidak dikategorikan
sebagai permasalahan yang nilai dasarnya jelek. Bahkan bisa jadi pembangunan
ini bermanfaat dan maslahat.
Sekarang di Dubai, semuanya serba besar, luas, dan tinggi.
Megah, mewah, sampai membuat mulut ternganga. Dubai adalah kota dengan
pertumbuhan tercepat di dunia. Gurun yang kosong telah berubah menjadi
gedung-gedung pencakar langit. Onta-onta telah berubah menjadi Ferrari,
Mercedes, Hummer, dll. Di antara bangunan tinggi di Dubai adalah:
Pertama:
Burj Dubai atau yang dikenal Burj Khalifa, Merupakan bangunan tertinggi di
dunia. Tingginya 818 m, kurang 182 m lagi jadi 1 Km. di dalamnya ada 30.000 rumah
dan 9 hotel mewah.
Hotel JW Marriott Marquis Dubai |
Kedua:
10 Hotel tertinggi di dunia, 7 di antaranya ada di Dubai. Lima hotel tertinggi;
JW Marriott Marquis Dubai (355 m), Rose Rayhaan (333 m), Burj Al Arab (321 m)
hotel termewah di dunia, Jumeirah Emirates Towers Hotel (309 m), The Address
Downtown Dubai (306 m), semuanya ada di Dubai.
Ketiga:
Shopping Mall terbesar di dunia adalah Dubai Mall dengan luas 50 kali luas
lapangan sepak bola dan terdapat 1.200 toko. Di dalamnya ada akuarium terbesar
di dunia yang isinya 33.000 hewan laut.
Keempat: Al-Maktoum International Airport atau Dubai International Airport merupakan
bandara terluas ke-3 di dunia.
Kelima:
Dubailand. Sekarang Walt Disney World Resort di Orlando memegang rekor taman
bermain terluas di dunia. Kalau pembangunan Dubailand rampung, maka taman yang
luasnya dua kali lipat Walt Disney ini akan memegang rekor baru.
Masih banyak lagi gedung-gedung tinggi dan bangunan-bangunan
yang ‘wah’ di Dubai. Ada menara kembar Emirates Tower yang bentuknya seperti
dua batang cokelat Toblerone. Hotel bawah laut di kedalam 33 m. Gedung 68
lantai, yang tiap lantainya bisa berputar 360°. Belum lagi pulau buatannya
seperti The World terdapat 300 pulau buatan membentuk peta dunia. Kemudian juga
Palm Island yang terdapat 2000 vila dan 40 hotel mewah. Belum lagi kendaraan
super mewah.
Bagaimana? Menarik bukan? Begitulah
sedikit sejarah tentang Dubai sebelum Metropolis dan sesudah metropolis yang
sangat maju. Masih membayangkan Dubai adalah Negara yang identik dengan hamparan pasir yang luas dengan transportasi onta? Sekian penjelasan mengenai pengenalan sejarah Dubai kali
ini. Semoga bermanfaat untuk menambah wawasan kita. Mohon maaf jika ada
kesalahan kata atau kalimat.
Wassalamu’alaikum
wr. wb.
SUMBER
- https://id.wikipedia.org/wiki/Dubai
- http://kisahmuslim.com/5099-kisah-dubai-dan-kebenaran-sabda-nabi-ﷺ.html
- http://utility-share.blogspot.com/2014/12/kota-termegah-dubai-uea.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar